Kamis, 04 Mei 2017

PONDOK HOMBING DAN SEJARAHNYA


Menjadi bagian dari Komunitas Orang Tapanuli tentu bangga, mengetahui kultur atau ciri bernuansa Tapanuli ditemukan dan dijadikan identitas sebuah tempat diberbagai daerah di luar Tapanuli sendiri.


Adalah seorang pria, dia berasal dari Siborong-borong, 
Sarita Titus Silaban namanya. Ia menjadi aktor utama, sehingga sebuah tempat oleh masyarakat disebut Pondok Hombing. Pria itu meninggalkan kampung halamannya, manombang (baca - merantau) ke  Serdang Bedagai setelah terpaksa berhenti dari pekerjaannya sebagai guru, lantaran sekolah tempatnya bekerja sebagai pendidik ditutup pemerintah, seiring di proklamirkannya Indonesia, menjadi sebuah bangsa yang merdeka. 

Sarita Titus sendiri lebih dikenal diperantauannya sebagai Pak Hombing. Hal itu terjadi karena memang saat datang pertama kali, ia memperkenalkan dirinya sebagai Sihombing, yang kemudian menjadikan marga itu sebagai identitas panggilan pada pergaulannya setiap hari, dan sejak saat itu, ia dipanggil dengan Pak Hombing. 

Pada awalnya, Pak HOMBING dan kawan-kawan membuka lahan ditepi hutan, dan merubahnya menjadi lahan pertanian. Tambah hari bertambah pula orang yang mengikuti mereka membuka lahan dan menetap disana bersama dengan Pak Hombing dan kawan-kawan, sebagai petani penggarap. 


Sungguh malang nasib Pak Sihombing dan kawan-kawannya, ternyata lahan yang mereka buka, dan telah diusahai dalam waktu yang sudah cukup lama, kemudian diambil oleh PT Perkebunan Negara. Belakangan diketahui, rupanya tanah yang mereka garap adalah milik PT Perkebunan Negara, sehingga membuat mereka harus berurusan dengan pejabat berwenang, dengan tuduhan mengusahai tanah PT Perkebunan Negara secara tidak sah.

Peristiwa itu membuat Pak Sihombing terpaksa berulang kali berurusan dengan pihak berwajib untuk dimintai keterangan, sebagai perwakilan warga penggarap. Saking seringnya dipanggil, Pak Sihombing dan tanah garapannya menjadi populer dikalangan masyarakat sekitar, sehingga tanah garapan dan figur Pak Sihombing menjadi sulit untuk dipisahkan.


Membicarakan Pak Sihombing, sudah pasti membicarakan tanah garapan, dan sebaliknya, jika membicarakan tanah garapan, sosok Pak Sihombing pasti akan terbawa. Begitulah issu itu terus berkembang di kalangan masyarakat, sehingga setiap orang yang menunjuk ke wilayah itu, dipastikan akan menyebut dengan nama Pondoknya Pak Sihombing, lalu hal itu kemudian berlangsung secara terus menerus, dan akhirnya setia pada sebutan Pondok Hombing. 


Begitulah peristiwa itu terjadi, dan penggunaan nama Pak Sihombing, abadi hingga sekarang. Bahkan ketika PT Perkebunan Negara mendirikan perumahan karyawan dengan nama Pondok Baru di bekas perkampungan Pak Sihombing, namun tindakan itu tidak mampu menghapus sebutan Pondok Hombing, sebab Pondok Hombing sebagai identitas untuk wilayah bekas perkampungan Pak Sihombing, sungguh telah melekat sangat kuat di hati masyarakat. Terimakasih Pak Sarita Titus Silaban. Karena anda Pelangi Tano Batak Bersinar di Tanah Serdang Bedagai ... !!

SALAM GEMILANG

Tidak ada komentar:

Posting Komentar