Menjadi bagian dari Komunitas Orang Tapanuli tentu
bangga, mengetahui kultur atau ciri bernuansa Tapanuli ditemukan dan dijadikan
identitas sebuah tempat diberbagai daerah di luar Tapanuli sendiri.
Adalah seorang pria, dia berasal dari Siborong-borong, Sarita Titus Silaban namanya. Ia menjadi aktor utama, sehingga sebuah tempat oleh masyarakat disebut Pondok Hombing. Pria itu meninggalkan kampung halamannya, manombang (baca - merantau) ke Serdang Bedagai setelah terpaksa berhenti dari pekerjaannya sebagai guru, lantaran sekolah tempatnya bekerja sebagai pendidik ditutup pemerintah, seiring di proklamirkannya Indonesia, menjadi sebuah bangsa yang merdeka.
Sarita Titus sendiri lebih dikenal diperantauannya sebagai Pak Hombing. Hal itu terjadi karena memang saat datang pertama kali, ia memperkenalkan dirinya sebagai Sihombing, yang kemudian menjadikan marga itu sebagai identitas panggilan pada pergaulannya setiap hari, dan sejak saat itu, ia dipanggil dengan Pak Hombing.
Pada awalnya, Pak HOMBING dan kawan-kawan membuka lahan ditepi hutan, dan merubahnya menjadi lahan pertanian. Tambah hari bertambah pula orang yang mengikuti mereka membuka lahan dan menetap disana bersama dengan Pak Hombing dan kawan-kawan, sebagai petani penggarap.
Sungguh malang nasib Pak Sihombing dan
kawan-kawannya, ternyata lahan yang mereka buka, dan telah diusahai dalam waktu
yang sudah cukup lama, kemudian diambil oleh PT Perkebunan Negara. Belakangan
diketahui, rupanya tanah yang mereka garap adalah milik PT Perkebunan Negara,
sehingga membuat mereka harus berurusan dengan pejabat berwenang, dengan
tuduhan mengusahai tanah PT Perkebunan Negara secara tidak sah.
Peristiwa itu membuat Pak Sihombing
terpaksa berulang kali berurusan dengan pihak berwajib untuk dimintai
keterangan, sebagai perwakilan warga penggarap. Saking seringnya dipanggil, Pak
Sihombing dan tanah garapannya menjadi populer dikalangan masyarakat sekitar,
sehingga tanah garapan dan figur Pak Sihombing menjadi sulit untuk dipisahkan.
Membicarakan Pak Sihombing, sudah pasti
membicarakan tanah garapan, dan sebaliknya, jika membicarakan tanah garapan,
sosok Pak Sihombing pasti akan terbawa. Begitulah issu itu
terus berkembang di kalangan masyarakat, sehingga setiap orang yang
menunjuk ke wilayah itu, dipastikan akan menyebut dengan nama Pondoknya Pak
Sihombing, lalu hal itu kemudian berlangsung secara terus menerus, dan akhirnya
setia pada sebutan Pondok Hombing.
Begitulah peristiwa itu terjadi, dan penggunaan
nama Pak Sihombing, abadi hingga sekarang. Bahkan ketika PT Perkebunan Negara
mendirikan perumahan karyawan dengan nama Pondok Baru di bekas perkampungan Pak
Sihombing, namun tindakan itu tidak mampu menghapus sebutan Pondok Hombing,
sebab Pondok Hombing sebagai identitas untuk wilayah bekas perkampungan
Pak Sihombing, sungguh telah melekat sangat kuat di hati masyarakat. Terimakasih
Pak Sarita Titus Silaban. Karena anda Pelangi Tano Batak Bersinar di Tanah
Serdang Bedagai ... !!
SALAM GEMILANG